BURCHARRY.COM – Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) di Jakarta Timur tengah dilanda ketegangan setelah kasus beras oplosan menjadi perhatian besar, bahkan mendapat respon serius dari Presiden Prabowo Subianto. Sejumlah pedagang di kawasan tersebut kini menghadapi pemeriksaan dari Satgas Pangan hingga aparat kepolisian.
Menurut pantauan burcharry.com pada Jumat lalu, aktivitas di Pasar Induk Beras Cipinang masih berjalan normal dengan keramaian truk dan mobil pikap keluar masuk area pasar. Truk-truk ini ada yang sedang membongkar muatan, ada juga yang mengangkut beras untuk dibawa keluar, dibantu oleh para kuli angkut yang sibuk memindahkan karung-karung beras.
Namun, sebagian besar pedagang di kawasan ini memilih bungkam terkait nasib mereka di tengah merebaknya kasus beras oplosan. “Silakan meliput, tapi kami tidak bersedia diwawancarai,” ujar seorang pedagang beras kepada burcharry.com.
Senada dengan itu, Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid, juga menolak memberikan komentar lebih lanjut. “Untuk sementara, saya no comment dulu,” ungkapnya singkat.
Tim Satgas Pangan Polda Metro Jaya terlihat aktif memantau kondisi pasar, mengecek perkembangan harga hingga menyelidiki dugaan kasus beras oplosan. Mereka melakukan pemeriksaan pada sejumlah gudang milik distributor dan produsen beras, bahkan mengambil sampel untuk dianalisis lebih mendalam. “Jika mendapati unsur pidana dalam kasus ini, kami akan mengambil langkah hukum secara tegas,” ujar AKBP Muhammad Ardila Amry, Kasubdit 1 Industri dan Perdagangan (Indag) Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Hidayat, salah satu pemilik toko beras yang diperiksa, mengaku terbuka terhadap semua proses pemeriksaan. Sebelumnya, ia juga sudah menjalani pemeriksaan oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri. “Sejauh ini masih pada tahap dugaan,” jelas Hidayat. Ia bahkan tanpa ragu menyerahkan sampel beras kepada tim Satgas Pangan. “Sangat terbuka,” tambahnya.
Kemarahan Prabowo atas Kasus Beras Oplosan
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengeluarkan pernyataan tegas terhadap kasus pengoplosan beras, yang dinilainya merugikan negara hingga mencapai Rp 100 triliun setiap tahun. Ia menyebut sebanyak 212 perusahaan penggilingan padi terlibat dalam pelanggaran distribusi hingga praktik pengoplosan beras. “Sudah 212 perusahaan penggiling padi terbukti melanggar. Mereka sudah mengakui karena hasil laboratorium menunjukkan fakta itu,” ujar Prabowo saat acara harlah PKB yang disiarkan melalui YouTube DPP PKB.
Prabowo menyatakan pemerintah telah banyak memberikan dukungan melalui subsidi benih, pupuk, pembangunan waduk dan irigasi, hingga subsidi bahan bakar untuk membantu penggilingan padi. Namun, masih saja terdapat oknum dari pengusaha penggilingan padi yang melakukan tindakan curang seperti pengoplosan beras. Menurut Prabowo, praktik tersebut sudah seharusnya diproses secara hukum. “Ini pidana! Ini tidak benar. Praktik semacam ini adalah tindak kriminal yang kurang ajar dan penuh keserakahan,” tegasnya.
Ia melanjutkan dengan menguraikan modus operandi yang menyebabkan kerugian besar bagi negara: beras biasa diganti kemasannya dan dijual sebagai produk premium. Hal ini disebut menjadi penyebab hilangnya potensi kekayaan negara hingga Rp 100 triliun per tahun. “Rp 100 triliun! Bagaimana kita tidak geram mendengarnya?” tutup Prabowo dengan nada penuh kemarahan.
Baca Juga : Prabowo Mengecam Beras Oplosan, Pasar Induk Cipinang Didera Ketegangan