BURCHARRY.COM – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berhasil menggugah banyak hati melalui pidatonya di KTT tentang Palestina yang digelar di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York. Tepuk tangan meriah, termasuk dari Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dan para delegasi Indonesia lainnya, bergema setelah Macron mengumumkan bahwa Prancis secara resmi mengakui Negara Palestina.
Dalam acara yang berlangsung pada Senin siang (22/9) waktu New York tersebut, Macron berbicara sebagai co-chair bersama Arab Saudi. Sesi yang diawali oleh pidato Macron kemudian dilanjutkan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud serta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Pesan Perdamaian dalam Pidato Macron
Dalam pidatonya, Macron menyampaikan pengakuan Prancis terhadap Palestina sebagai negara dan menegaskan komitmen terhadap perdamaian. “Hari ini, saya nyatakan bahwa Prancis mengakui Negara Palestina,” ungkap Macron dengan penuh keyakinan. Ia menekankan bahwa momen tersebut adalah waktu yang tepat untuk mendorong jalan menuju perdamaian yang telah lama dinantikan.
Macron juga menyerukan pentingnya mempertahankan kemungkinan solusi dua negara, yang dapat membawa Israel dan Palestina hidup berdampingan dalam keamanan dan harmoni. Dengan penuh tekad, ia menyatakan bahwa ‘waktu untuk perdamaian telah tiba’ dan mengecam keras perang yang sedang berlangsung di Gaza sebagai sesuatu yang tidak dapat dibenarkan.
Dalam pidatonya, Macron tidak hanya menyampaikan pengakuan dari Prancis, tetapi juga mencatat dukungan serupa dari berbagai negara seperti Belgia, Luksemburg, Malta, Andorra, dan San Marino. Ia menjelaskan bahwa pengakuan internasional terhadap Palestina telah meningkat, menyusul keputusan serupa dari Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal.
Macron juga mendesak Israel untuk menghentikan perang dan menyerukan pembebasan para sandera yang ditawan Hamas. Ia memperingatkan bahaya dari konflik tak berkesudahan dan menekankan pentingnya nilai-nilai kebenaran untuk mengatasi kekuatan yang merusak.
Lebih jauh lagi, Macron menyatakan kesiapan Prancis untuk berkontribusi dalam misi stabilisasi di Gaza. Ia mengusulkan pemerintahan transisi yang melibatkan Otoritas Palestina untuk membubarkan Hamas sebagai langkah menuju kemajuan. Ia juga menyebut bahwa Prancis baru akan membuka kedutaannya di Palestina setelah semua sandera dibebaskan dan gencatan senjata disepakati.
Antusiasme Delegasi, termasuk Prabowo Subianto
Ketika Macron mengumumkan pengakuan resmi terhadap Palestina, Presiden Prabowo Subianto memberikan standing ovation yang segera diikuti oleh delegasi Indonesia lainnya. Prabowo berdiri sambil dengan semangat memberikan tepuk tangan sebagai bentuk apresiasinya.
Delegasi Indonesia yang turut berdiri termasuk Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri HAM Natalius Pigai, dan Menteri Investasi serta Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani. Apresiasi serupa juga diperlihatkan hampir seluruh peserta KTT, termasuk Riyad Mansour, Perwakilan Tetap Palestina di PBB.
Prabowo sendiri turut berpidato dalam forum tersebut, menyampaikan seruan kuat untuk mendukung pengakuan Palestina dan menghentikan krisis kemanusiaan di Gaza. Dalam pernyataannya yang disampaikan dalam bahasa Inggris, ia menekankan bahwa dunia harus segera bertindak untuk mencapai perdamaian.
“Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kebencian, ketakutan, dan kecurigaan harus kita atasi untuk mencapai kedamaian yang sangat dibutuhkan umat manusia,” tegasnya.
Prabowo juga memastikan bahwa Indonesia siap menjadi bagian dari proses menuju perdamaian global. Dalam langkah konkritnya, ia menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian sebagai kontribusi nyata.
“Dalam perjalanan menuju perdamaian ini, kami tidak akan mundur. Indonesia siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian demi mewujudkan stabilitas,” tutup Prabowo dengan penuh semangat dan keyakinan.
Baca Juga : Prabowo Sampaikan Pidato Lengkap di KTT Palestina, PBB