Anwar Ibrahim Menyatakan Dukungan Terhadap Pernyataan Prabowo Mengenai Persatuan Negara Muslim di KTT D-8
BURCHARRY.COM – Dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-11 Developing Eight (D-8) yang diadakan di Mesir, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan keprihatinannya terhadap lemahnya solidaritas di antara negara-negara Muslim. Pernyataan ini mendapat dukungan penuh dari Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.
“Saya ingin menegaskan dukungan saya sepenuhnya terhadap pernyataan sahabat saya, Presiden Prabowo Subianto, yang disampaikan dalam Sidang Kemuncak D-8 di Kaherah baru-baru ini,” tulis Anwar di akun media sosialnya pada Minggu, 22 Desember 2024.
Anwar menekankan bahwa apa yang disampaikan oleh Presiden Prabowo adalah kebenaran yang sulit, namun perlu diakui, terutama mengenai hak kemerdekaan Palestina. “Pernyataan Prabowo perlu dipikirkan dengan bijak, khususnya berkenaan dengan hak negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” ujarnya. Dia juga menunjukkan dukungan bagi Prabowo sebagai pemimpin D-8 dan berharap agar kerjasama antara Malaysia dan Indonesia semakin erat.
“Malaysia sepenuhnya mendukung kepemimpinan Bapak di D-8 pada tahun 2025. Saya sangat menantikan kerjasama yang lebih dekat dengan Indonesia untuk memastikan organisasi ini menjadi lebih dinamis dan inklusif. Sebagai negara serumpun, Malaysia akan bersama melewati sejarah ini untuk mengangkat suara negara-negara berkembang,” tambahnya.
Pernyataan Prabowo Tentang Konflik Negara Muslim
Sebelumnya, dalam pidatonya di KTT D-8, Prabowo menyoroti masalah lemahnya solidaritas di antara negara-negara Muslim dalam isu-isu perdamaian dan kemanusiaan. “Kita harus melihat kenyataan situasi ini. Kita selalu mendukung Palestina dan Suriah, tetapi sejauh mana dukungan yang kita berikan? ” tegas Prabowo dalam sesi khusus di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, seperti yang dilaporkan oleh Setpres pada Jumat, 20 Desember 2024.
Ia menegaskan bahwa meskipun berbagai negara sering memberikan pernyataan dukungan dan bantuan kemanusiaan, langkah konkret yang diambil untuk mendorong perubahan sering kali sangat minim. “Ketika saudara-saudara kita menghadapi kesulitan, kita memberikan pernyataan dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Ini adalah pandangan saya, namun mari kita lihat kenyataan. Kita harus bersatu dan menyatukan suara, bukan terpecah belah,” jelasnya.
Prabowo juga mengkritik strategi “divide et impera” yang terus-menerus melemahkan solidaritas di antara negara-negara Muslim. Ia mengingatkan tentang konflik internal di beberapa negara Muslim sebagai contoh nyata dari perpecahan. “Kapan semua ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu Palestina jika kita saling bermusuhan satu sama lain? Mari kita jujur kepada rakyat kita,” ungkapnya.
Ia menilai bahwa dunia internasional sering kali tidak menghargai suara negara-negara Muslim dan menyampaikan kekecewaannya terhadap perlakuan terhadap isu hak asasi manusia yang sering tidak diperhatikan bagi umat Muslim. “Hak asasi manusia seolah bukan untuk orang Muslim. Ini adalah kenyataan yang sangat menyedihkan. Mari kita lakukan apa yang bisa kita lakukan, tetapi tetap jujur kepada diri kita sendiri,” tambah Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Akhirnya, Prabowo kembali menyerukan pentingnya persatuan, kerjasama yang erat, dan kesadaran akan situasi global yang dihadapi umat Muslim. Ia menegaskan komitmen Indonesia untuk berusaha semaksimal mungkin dalam memperkuat kerjasama antar negara Muslim. “Indonesia akan berusaha sekuat tenaga, dengan segala cara yang bisa kita lakukan, namun saya mendorong persatuan dan kerjasama,” tutupnya.
Baca Juga : Prabowo Mendorong Negara-Negara D-8 untuk Memanfaatkan Potensi Ekonomi Laut