Capres Prabowo mengungkapkan bahwa ia memiliki program khusus untuk mengatasi kekurangan dokter di Indonesia
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa ia memiliki program khusus untuk mengatasi kekurangan dokter dan tenaga medis di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam sidang kabinet paripurna pertama pada hari Rabu, 23 Oktober 2024.
Awalnya, Prabowo meminta Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin untuk melanjutkan reformasi sektor kesehatan.
“Menteri Kesehatan, tolong lanjutkan reformasi kesehatan,” kata Prabowo di awal sidang kabinet, yang dipantau dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Prabowo lebih lanjut menyatakan bahwa salah satu bidang prioritas pemerintahannya adalah mengatasi kekurangan dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia.
“Kami akan mengatasi kekurangan dokter dan tenaga kesehatan,” katanya.
Prabowo secara singkat menyatakan bahwa ada program khusus untuk mengatasi kekurangan dokter di Indonesia.
Prabowo melanjutkan: “Kami memiliki program khusus, yang akan kami bahas secara terpisah.
Sayangnya, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai rincian program khusus tersebut.
Kekurangan tenaga kesehatan, terutama dokter dan dokter spesialis, memang merupakan salah satu tantangan kesehatan di Indonesia.
Banyak dokter terkonsentrasi di pulau Jawa dan di kota-kota besar, yang berarti bahwa akses ke layanan kesehatan masih sulit di banyak daerah terpencil dan perbatasan.
Menteri Kesehatan Dr. Budi diundang untuk mendiskusikan cara-cara untuk mengatasi kekurangan dokter.
Diskusi mengenai kekurangan dokter di Indonesia juga terjadi pada Senin 14 Oktober 2024, saat Budi dipanggil ke rumah Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan. Pada saat itu, Budi disebut-sebut kembali menjabat sebagai Menteri Kesehatan di era Prabowo.
“Saya datang duluan, lalu beliau berbicara kepada saya tentang masalah kesehatan. Harus ada cukup dokter, harus ada cukup dokter spesialis.
Budi melanjutkan pada saat itu: “Bagaimana pendidikan dokter dan spesialis harus dipromosikan, dan jika masih kurang di masyarakat, tidak bisakah kita mempelajarinya, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri, untuk mempercepatnya?
Simak: Polisi Cilegon tangkap pengedar narkoba Jaringan Sumatera, sita 58 kg ganja