
BURCHARRY.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, telah mendatangi Istana Negara untuk bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto. Dalam pertemuan tersebut, Bahlil akan melaporkan hasil inspeksinya terkait distribusi LPG 3 kg yang dilakukannya secara langsung.
“Saya tadi melakukan sidak, turun ke lapangan untuk memeriksa kondisi terakhir. Alhamdulillah, semuanya sudah mulai melakukan perbaikan yang cukup signifikan, dan kondisinya tidak seperti sebelumnya,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan.
Bahlil menjelaskan bahwa penataan yang dilakukan pihaknya bertujuan untuk memastikan subsidi tepat sasaran. Ia mengungkapkan adanya permasalahan di lapangan yang mengakibatkan harga LPG melonjak hingga sampai ke tangan konsumen.
“Kedua, kami melakukan penataan ini untuk memastikan bahwa subsidi tepat sasaran. Sebab, subsidi kita sebesar Rp 87 triliun per tahun, dan seharusnya harga per galon di kisaran maksimal Rp 18-19 ribu,” ujarnya.
“Kalau pun ada markup, seharusnya paling tinggi Rp 20 ribu, itu sudah harga yang sudah tinggi. Namun, kenyataannya ada yang mencapai Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu. Ini menandakan bahwa subsidi kita banyak yang tidak tepat sasaran, dari sisi harga,” tambah Bahlil.
Ia juga mengungkapkan adanya praktik gas oplosan yang dijual ke industri, yang menurutnya menunjukkan masalah dalam tata kelola distribusi saat ini.
“Kemudian, ada juga LPG 3 kg yang dioplos dan dijual ke industri, ini tidak sehat menurut kami. Kami sedang menyusun tata kelola yang lebih baik. Selama ini, proses distribusi dari Pertamina ke agen, dan agen ke pangkalan bisa dikontrol dengan aplikasi. Namun, pengawasan dari pangkalan ke pengecer masih sulit untuk dilacak,” jelasnya.
Baca Juga : Prabowo Menginstruksikan Menteri ESDM untuk Menghidupkan Kembali Pengecer LPG 3 Kg