BURCHARRY.COM – Anggota DPR RI Bambang Soesatyo, yang akrab disapa Bamsoet, menyatakan dukungan penuh terhadap sikap tegas Presiden Prabowo Subianto dalam upaya mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga titik terakhir.
Menurut Bamsoet, pernyataan Presiden yang berbunyi “Daripada dijajah kembali, lebih baik mati” mengandung pesan moral yang sangat relevan di tengah tantangan globalisasi yang semakin kompleks saat ini. Ia menegaskan bahwa ancaman terhadap kedaulatan nasional tidak lagi selalu berbentuk fisik, melainkan dapat menggunakan berbagai saluran seperti teknologi, informasi, dan ekonomi. Oleh karena itu, semangat perjuangan untuk menjaga kemerdekaan perlu ditanamkan sejak dini sebagai bagian dari pendidikan karakter bangsa.
Merujuk pada data Global Firepower Index 2025, Indonesia kini berada di posisi ke-13 dunia dalam hal kekuatan militer. Namun, Bamsoet mengingatkan bahwa pencapaian ini tidak boleh membuat bangsa menjadi lengah. Diperlukan kesiapan mental serta partisipasi aktif rakyat untuk mendukung konsep pertahanan rakyat semesta. Hal ini disampaikannya dalam sebuah acara di Jakarta pada hari Senin (11/8/2025).
Konsep pertahanan rakyat semesta melibatkan kombinasi antara kekuatan militer formal dengan kesiapsiagaan seluruh warga negara. Bamsoet menekankan bahwa pendekatan semacam ini merupakan kebutuhan mendesak di tengah dinamika keamanan global yang makin kompleks. Ia berpendapat bahwa sejarah telah membuktikan, bangsa yang mampu mempertahankan setiap jengkal tanahnya adalah bangsa yang sulit ditaklukkan.
Keseriusan Presiden Prabowo, menurut Bamsoet, mencerminkan kesadaran strategis mengenai perlunya membangun sistem pertahanan nasional yang meluas hingga ke kehidupan sehari-hari masyarakat di semua wilayah Indonesia. Kekuatan pertahanan tidak harus terpusat di daerah perbatasan, melainkan menyatu dengan aktivitas masyarakat di tingkat lokal.
Program bela negara yang telah digalakkan oleh Kementerian Pertahanan, bersama dengan program pertahanan teritorial TNI, menjadi pondasi penting yang perlu diperluas hingga desa-desa. Bamsoet menegaskan bahwa menjaga kedaulatan NKRI bukan hanya tugas militer, tetapi tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa. Bukan sekadar soal senjata atau teknologi militer canggih, tetapi juga tentang memberi perhatian pada kesadaran nasional, solidaritas sosial, dan cinta tanah air.
Ia juga menyoroti situasi geopolitik Asia Pasifik yang saat ini sedang memasuki fase sensitif, termasuk sengketa Laut China Selatan, ketegangan di Selat Taiwan, serta perkembangan teknologi militer seperti hipersonik dan drone tempur. Bamsoet menilai bahwa ancaman terhadap keamanan Indonesia bisa datang secara mendadak dan dalam bentuk yang tidak selalu konvensional.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, sekitar 43,7 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan. Bamsoet memandang desa tidak hanya sebagai lumbung pangan, tetapi juga basis solidaritas serta patriotisme. Jika setiap desa memiliki kesiapan maksimal, maka upaya mempertahankan NKRI akan menjadi jauh lebih kuat dan sulit ditembus.
Desa-desa perlu diperkuat sebagai inti dari pertahanan rakyat semesta, sebagaimana ditekankan oleh Presiden Prabowo. Menurut Bamsoet, dengan membangun fondasi kekuatan di tingkat akar rumput, Indonesia mampu berdiri tegak menghadapi segala bentuk ancaman selama-lamanya.
Baca Juga : Momen Akrab: Prabowo Rapikan Baret Cak Imin di Upacara Pasukan Batujajar