Heran Bahlil Menjadi Menteri Investasi Jokowi, Prabowo: Biasanya Lulusan Harvard
BURCHARRY.COM – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rasa herannya terhadap Bahlil Lahadalia, yang menjabat sebagai Menteri Investasi dan Kepala BKPM di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Apa yang membuat Prabowo heran adalah kenyataan bahwa Bahlil, yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar, bukanlah seorang lulusan dari universitas ternama di luar negeri seperti Harvard atau Oxford.
Rasa keheranan Prabowo diungkapkan dalam sambutannya pada perayaan HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada malam tanggal 12 Desember 2024. Dia mengisahkan bagaimana perasaannya ketika bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju setelah Pilpres 2019 dan bertemu dengan Bahlil sebagai Menteri Investasi. Menurutnya, posisi Menteri Investasi biasanya diisi oleh individu yang berlatar belakang pendidikan dari perguruan tinggi terkemuka di luar negeri, seperti Harvard University, Stanford, atau paling tidak dari universitas di Inggris seperti Oxford atau Cambridge.
“Waktu saya bergabung dengan Pak Jokowi di Kabinet Indonesia Maju, saya merasa aneh melihat beliau (Bahlil) terpilih sebagai Menteri Investasi. Biasanya, Menteri Investasi itu lulusan universitas di Amerika, benar kan? Harvard University, Stanford, atau Brooklyn. Jika tidak dari Amerika, minimal dari Inggris,” cerita Prabowo.
Prabowo bahkan ingat saat ia bertanya kepada Bahlil tentang asal usul pendidikannya. Jawaban Bahlil mengejutkannya – ia memberi tahu Prabowo bahwa nama universitasnya tidak akan ditemukan di mesin pencari Google.
“Ketika saya bertanya, ‘Pak Bahlil, Anda lulus dari universitas mana? ‘ Dia menjawab, ‘Universitas saya tidak ada di Google,’” kenang Prabowo.
Lebih lagi, Bahlil, yang kini menjabat sebagai Menteri ESDM di bawah kepemimpinan Prabowo, adalah seorang Papua. Prabowo mencatat bahwa jabatan bagi orang Papua biasanya diarahkan untuk menangani pembangunan desa tertinggal. Namun, Jokowi justru mengangkat Bahlil sebagai Menteri Investasi.
“Aneh juga, kenapa Pak Jokowi memilih Pak Bahlil untuk posisi Menteri Investasi, apalagi beliau berasal dari Papua? Biasanya, jabatan tersebut lebih didominasi oleh urusan pembangunan desa tertinggal,” tambah Prabowo.
Prabowo juga berbagi pengalaman saat ia bertanya kepada Bahlil tentang kemampuannya dalam menghadapi investor asing, menyadari bahwa kemampuan bahasa Inggris Bahlil mungkin kurang.
“Habis itu, saya bertanya, ‘Anda kalau ketemu investor-investor asing gimana? ‘ Saya tidak mau menanyakan kemampuan Bahasa Inggrisnya, karena saya sudah tahu jawabannya,” ucap Prabowo, yang kemudian disambut gelak tawa hadirin.
Namun, jawab Bahlil mampu meyakinkan Prabowo. Bahlil menjelaskan bahwa ia mempunyai cara tersendiri untuk berkomunikasi dengan para investor, termasuk menggunakan bantuan empat orang penerjemah ketika bertemu dengan investor internasional.
Menurut Bahlil, tidak semua pengusaha di negara lain memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik. Dia mencontohkan Korea dan Jepang. “Pak, tidak ada masalah lah itu. Pengusaha atau pegawai dari Korea juga tidak selalu bisa bahasa Inggris, dari Jepang juga begitu. Jadi, saya mempunyai empat penerjemah: satu untuk bahasa Inggris, satu untuk bahasa Jepang, satu untuk bahasa Korea, dan satu lagi untuk bahasa Jerman. Pintar juga orang ini,” cerita Prabowo.