BURCHARRY.COM – Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus anggota DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menyampaikan rasa syukur atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden RI ke-2, Soeharto. Gelar tersebut diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada peringatan Hari Pahlawan di Istana Negara, Jakarta, setelah melalui perjuangan panjang dengan tiga kali usulan. Menurut Bamsoet, keputusan bersejarah ini menjadi jembatan yang menyambungkan kembali mata rantai sejarah yang sempat terputus.
Bamsoet menyebut penghargaan ini sebagai simbol rekonsiliasi dan penghormatan terhadap jasa besar seorang pemimpin yang telah membangun fondasi penting bagi kemajuan bangsa. Langkah ini, katanya, menunjukkan betapa persatuan dan pengakuan akan sejarah jauh lebih bernilai dibandingkan perbedaan yang pernah terjadi di masa lalu. Hal tersebut disampaikan Bamsoet usai menghadiri acara doa bersama secara sederhana di Jakarta, Senin (10/11/2025).
Ia menambahkan bahwa gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto merupakan bentuk pengakuan sejarah atas kontribusi luar biasa mantan Presiden tersebut terhadap negara. Bamsoet menilai Soeharto tidak hanya sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai arsitek pembangunan nasional yang berhasil mendirikan landasan ekonomi, stabilitas, dan kemandirian bangsa.
Keputusan Presiden Prabowo, lanjut Bamsoet, menunjukkan sikap kenegarawanan yang mampu melihat sejarah secara utuh dan objektif, dengan fokus utama pada semangat rekonsiliasi nasional. Menurutnya, penilaian terhadap masa lalu harus dilakukan dalam konteks zaman dan tantangan yang dihadapi saat itu.
“Ini bukan sekadar isu politik, tetapi tentang keadilan sejarah. Presiden Prabowo memberikan teladan kenegarawanan dengan menghormati jasa tokoh-tokoh bangsa tanpa terbawa oleh kontroversi masa lalu. Momen ini menjadi langkah penting dalam rekonsiliasi sejarah bangsa kita,” jelas Bamsoet.
Ia juga menguraikan perjalanan karier Soeharto sebelum menjadi presiden. Sebagai perwira militer, Soeharto berperan besar dalam berbagai momen sejarah perjuangan Indonesia, seperti Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang meningkatkan posisi diplomatik Indonesia di kancah internasional, hingga Operasi Trikora 1962 untuk merebut kembali Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia.
Dalam kepemimpinannya selama 32 tahun (1967–1998), Soeharto menggagas sejumlah program pembangunan jangka panjang seperti Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) dan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang menjadi pedoman pembangunan nasional selama tiga dekade. Di era pemerintahannya, Indonesia mencapai swasembada pangan pada 1984 dan mendapatkan pengakuan dari Food and Agriculture Organization (FAO) sebagai negara yang berhasil menurunkan angka kelaparan secara signifikan.
“Pak Harto tidak hanya membangun infrastruktur fisik seperti gedung dan jalan, tetapi juga sistem. Ia menata birokrasi, memperkuat kemandirian pangan, mendukung koperasi, dan memberdayakan industri rakyat. Banyak infrastruktur dasar dan jaringan ekonomi yang kita nikmati hari ini tumbuh dari akar kebijakan Orde Baru,” ujar Bamsoet.
Selain itu, Bamsoet juga menyoroti kemampuan Soeharto dalam membangun sistem pertahanan dan kemandirian nasional. Melalui Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) dan program seperti ABRI Masuk Desa (AMD), Soeharto mendorong keterlibatan militer untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat tanpa melupakan semangat pengabdian.
“Ia memahami bahwa keamanan adalah syarat utama bagi kemajuan pembangunan. Stabilitas nasional di masa pemerintahannya menjadi salah satu modal besar bagi perkembangan negara,” lanjutnya.
Bamsoet berharap penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto dapat memperkuat semangat persatuan dan rasa kebangsaan. Ia juga mengimbau generasi muda untuk mempelajari berbagai warisan pembangunan era Orde Baru secara objektif karena banyak nilai positif yang dapat diambil, seperti disiplin, etos kerja, dan keberanian dalam mengambil keputusan strategis demi kepentingan nasional.
“Menghormati tokoh seperti Soeharto bukan berarti memuja masa lalu, melainkan belajar dari keberhasilan sekaligus kesalahan untuk membangun masa depan bersama. Gelar Pahlawan Nasional ini mengingatkan kita bahwa pembangunan adalah proses panjang yang membutuhkan perjuangan kolektif setiap generasi,” tutup Bamsoet.
Baca Juga : Keluarga Marsinah Menangis Haru Saat Sampaikan Ucapan Terima Kasih kepada Prabowo