Konflik warga di Flores Timur; ratusan mengungsi, sekolah diliburkan
Bentrokan antar warga dua desa di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menewaskan dua orang dan menyebabkan ratusan orang mengungsi.
Para pengungsi memilih untuk mengungsi ke rumah-rumah warga Desa Wureh dan dua kapel (Kapel Sinyor dan Kapel Kruskota).
“Warga yang mengungsi berjumlah 52 kepala keluarga atau 177 jiwa. Mereka tinggal di rumah-rumah warga dan tidur di dua kapel yaitu Kapel Sinyor dan Kapel Kruskota setelah ibadah malam,” kata Sekretaris Desa Ure Florianus Karuwayu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/10/2024).
Kepala Desa Karwayu mengungkapkan bahwa pihak desa terus memantau situasi para pengungsi. Air minum telah didistribusikan, namun kebutuhan alas tidur masih diperlukan.
“Kami sangat membutuhkan alas tidur dan air minum karena rumah kami sudah ludes terbakar.
Selain itu, beberapa pengungsi terus kembali ke desa Bugalima pada siang hari untuk memberi makan ternak mereka sebelum kembali ke kamp pengungsian pada sore hari.
Konflik tidak hanya merusak rumah dan infrastruktur, namun juga berdampak pada kegiatan belajar-mengajar di tiga sekolah di Desa Bugalima.
Sejumlah sekolah diliburkan sementara waktu karena situasi keamanan. Beberapa sekolah yang diliburkan adalah PAUD St Elisabeth, SD Inpres Bugalima dan SMP Negeri Satu Atap Bugalima.
Menurut Kombes Pol Ariasandy, Kabid Humas Polda NTT, sebanyak 96 personil telah dikerahkan untuk menjaga keamanan dan membantu memulihkan trauma emosional warga yang terdampak, terutama para siswa yang terganggu aktivitas belajarnya.
Situasi di kedua desa saat ini berangsur membaik, namun aparat keamanan tetap bersiaga untuk mencegah terjadinya bentrokan susulan. Kami terus mengingatkan anggota kami untuk berpatroli di sepanjang desa,” kata Aliassandi.
Bentrokan tahunan Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan antara warga Desa Ile Pati dan Desa Bugalima terjadi pada hari Senin (21 Oktober 2024) pukul 05.30 WIT.
Akibat kejadian tersebut, 51 rumah warga dibakar, empat orang luka-luka dan dua orang meninggal dunia.
Menurut Kapolres Flores Timur AKPB I Nyoman Putra Sandita, konflik tersebut sudah berlangsung lama dan akar permasalahannya adalah sengketa tanah ulayat yang dimulai sejak tahun 1970.
Profil Kolonel Infanteri Wahyo Yuniartoto, calon ajudan Presiden Prabowo, Dangrup 2 Kopassus