BURCHARRY.COM – Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyebut BRICS sebagai pewaris semangat Gerakan Non-Blok yang lahir dari Konferensi Asia-Afrika Bandung. Pernyataan ini diungkapkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17, yang berlangsung di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, Brasil. Acara tersebut turut dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto, menandai kehadiran Indonesia untuk pertama kalinya sebagai negara anggota setelah resmi bergabung dalam BRICS pada awal 2025.
Dalam pidato pembukanya, Lula mengatakan BRICS mewujudkan cita-cita yang digariskan dalam Konferensi Bandung tahun 1955. Oleh karenanya, ia menyatakan bahwa aliansi tersebut tidak hanya melanjutkan semangat anti-imperialisme, tetapi juga memperjuangkan tatanan internasional yang multipolar. Ia menegaskan bahwa BRICS adalah “manifestasi gerakan non-blok Bandung” dan tetap hidup dalam semangat yang sama.
Lula juga mengangkat sejumlah isu global yang menjadi tantangan saat ini, termasuk krisis multilateralisme. Ia mencatat bahwa meski Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah berusia 80 tahun, dunia justru tengah menghadapi ancaman terhadap sistem multilateral yang selama ini menjadi fondasi diplomasi internasional. Ia mengingatkan bahwa sebagian besar pendiri PBB berasal dari negara anggota BRICS, sehingga kelompok ini memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas global.
Lula merujuk pada Konferensi Bandung sebagai tonggak penting dalam sejarah perlawanan terhadap pembagian dunia dalam zona pengaruh. Ia kemudian menyatakan posisi BRICS sebagai penerus semangat tersebut, dengan menegaskan bahwa aliansi ini tetap konsisten mendukung multipolaritas dan menjaga kemandirian politiknya di tengah perubahan peta geopolitik global.
KTT BRICS kali ini membuka ruang bagi para pemimpin negara anggota untuk mendiskusikan berbagai tantangan dan peluang, mencakup isu politik dan keamanan, reformasi tata kelola global, hingga penguatan multilateralisme. Topik seperti konflik berkepanjangan di sejumlah wilayah, kerja sama ekonomi, tata kelola kecerdasan buatan (AI), perubahan iklim, lingkungan hidup, dan kesehatan global menjadi agenda pembahasan utama.
Sebagai anggota baru, Indonesia menegaskan komitmennya untuk berkontribusi aktif dalam agenda strategis BRICS. Dengan situasi global yang semakin kompleks, forum ini menjadi peluang penting bagi keanggotaan Indonesia untuk memperkuat posisi diplomasi internasional serta memperluas kerja sama lintas sektor dengan negara anggota lainnya.
Baca Juga : Prabowo Memulai Debut Indonesia di KTT BRICS, Disambut Hangat oleh Presiden Brasil