BURCHARRY.COM – Presiden Prabowo Subianto memastikan subsidi sebesar 60 persen untuk kereta khusus petani dan pedagang. Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menyoroti dampaknya terhadap kondisi keuangan negara. Ia menegaskan pentingnya kalkulasi matang terkait kemampuan keuangan negara dalam kebijakan ini, saat berbicara kepada wartawan pada Rabu (5/11/2025).
Lasarus juga mengingatkan soal polemik utang kereta cepat Whoosh, berharap hal serupa tidak terjadi pada kereta khusus petani dan pedagang. Ia mengkhawatirkan potensi pembiayaan melalui pinjaman bila merujuk pada besaran subsidi tersebut.
“Kita sudah punya pengalaman soal kereta cepat, diskusinya belum selesai terkait utang. Apakah subsidi 60% ini dibiayai murni dari keuangan dalam negeri atau melalui pinjaman? Karena angkanya cukup besar,” ujarnya.
Ia mengaku belum mendapatkan gambaran jelas terkait konsep dan implementasi kereta khusus ini, sebab Kementerian Perhubungan belum menyediakan informasi yang komprehensif.
“Saya belum dapat bayangan soal konsepnya. Implementasinya seperti apa juga belum jelas,” tambah Lasarus.
Meski begitu, ia mendukung ide yang dinilainya bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, semua proyek yang memberi keuntungan nyata kepada rakyat layak mendapat dukungan.
Komisi V DPR berencana menggelar rapat dengan Kementerian Perhubungan dalam waktu dekat untuk membahas detail mengenai proyek ini. Beberapa agenda penting juga termasuk evaluasi serapan anggaran 2025, rencana kerja 2026, dan hasil pemeriksaan dari BPK.
“Kami sudah jadwalkan rapat minggu depan dengan Menteri Perhubungan. Selain evaluasi anggaran, rencana kerja 2026, dan analisis BPK, kita juga akan menanyakan soal kereta petani dalam forum tersebut,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo sempat memeriksa langsung kereta khusus petani dan pedagang di Stasiun Manggarai sebelum menaiki KRL menuju Stasiun Tanah Abang. Kereta berwarna hijau itu didesain luas dengan kursi menyamping, memudahkan pengangkutan barang.
Prabowo menjelaskan bahwa petani dan pedagang dapat menggunakan kereta ini bersama hasil tani dan barang dagangannya tanpa biaya tambahan untuk barang. Pengguna hanya perlu membayar tarif untuk dirinya sendiri.
“Petani dan pedagang hanya membayar untuk diri mereka sendiri. Barang dagangannya tidak ada biaya tambahan. Kursinya juga didesain menyamping,” ungkap Prabowo di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025).
Baca Juga : Prabowo: Transportasi Publik Harus Dihitung dari Manfaatnya, Bukan Sekadar Untung-Rugi