BURCHARRY.COM – Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menilai pidato perdana Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Umum Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, memiliki nilai krusial. Menurutnya, momen tersebut menjadi langkah penting dalam mempertegaskan posisi Indonesia di kancah internasional.
Hadirnya Presiden Prabowo di forum tertinggi diplomasi multilateral ini dinilai sebagai langkah strategis, baik secara simbolik maupun substantif. Setelah lebih dari satu dekade tanpa kehadiran langsung Presiden RI dalam sidang tersebut, Prabowo melalui pidatonya menunjukkan kembalinya Indonesia dengan sikap yang lebih tegas dan proaktif di arena global.
Dave turut menyoroti jadwal pidato presiden yang berlangsung setelah Brasil dan Amerika Serikat. Posisi ini mencerminkan perhatian internasional yang semakin besar terhadap Indonesia. Ia juga memandang kehadiran Prabowo sebagai kesempatan untuk memperkuat komitmen bangsa terhadap prinsip-prinsip seperti multilateralisme, perdamaian dunia, serta keadilan global.
Momentum ini disebut Dave memiliki dimensi historis, mengingat bahwa ayah Prabowo, almarhum Prof. Sumitro Djojohadikusumo, pernah memimpin delegasi Indonesia di PBB pada era 1948-1949. Pidato ini tak hanya bernuansa nostalgia, tetapi juga menjadi bukti bahwa diplomasi Indonesia memiliki akar kuat serta visi yang berkelanjutan.
Sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI yang membidangi hubungan luar negeri, Dave berharap pidato Prabowo akan mencerminkan suara Indonesia di berbagai isu global. Ia menyarankan agar forum tersebut dimanfaatkan untuk menyuarakan tak hanya kepentingan nasional, tetapi juga solidaritas global terhadap isu-isu seperti konflik Palestina, perubahan iklim, dan reformasi tata kelola dunia. Menurutnya, Indonesia memiliki peran strategis sebagai jembatan berbagai blok geopolitik.
Prabowo Sedang Persiapkan Agenda Internasional
Kehadiran Prabowo dalam Sidang Umum PBB ini menjadi kesempatan pertama bagi seorang Presiden RI dalam satu dekade terakhir untuk hadir langsung. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memilih tidak menghadiri acara ini secara personal.
Menteri Luar Negeri Sugiono menjelaskan bahwa tema sidang kali ini adalah Better Together, Eight Years and More for Peace, Development and Human Rights. Tema tersebut dianggap relevan di tengah tantangan multilateralisme yang berkembang dalam situasi global kontemporer.
Prabowo dijadwalkan tiba di AS pada 23 September 2025 untuk menghadiri sejumlah agenda penting, termasuk pidato di sidang umum. Ia akan berbicara di urutan ketiga setelah Presiden Brasil dan Presiden AS. Selain itu, agenda lain seperti diskusi mengenai solusi dua negara (two-state solution) untuk perdamaian dunia juga menjadi salah satu fokus.
Sebelum tiba di Amerika Serikat, rangkaian perjalanan Prabowo meliputi kunjungan ke Jepang, kemudian Kanada dan Belanda. Ia direncanakan kembali ke Indonesia pada akhir September.
Sidang Umum PBB ke-80 sendiri telah dibuka sejak 9 September 2025, dengan Debat Umum Tingkat Tinggi dijadwalkan berlangsung pada 23 September 2025. Semua mata dunia kini menanti kontribusi Indonesia dalam pertemuan penting tersebut, terutama saat negara ini kembali memperkuat perannya dalam diplomasi internasional.
Baca Juga : Prabowo Hadiri Sidang Umum PBB di AS, Disambut Hangat oleh Diaspora Indonesia