BURCHARRY.COM – Kasus peredaran beras oplosan yang kini mendapat perhatian serius dari Presiden Prabowo Subianto telah memicu ketegangan di kalangan pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. Banyak pedagang di pasar ini yang harus menghadapi pemeriksaan dari Satgas Pangan dan pihak kepolisian.
Berdasarkan pemantauan di lokasi pada Jumat (25/7/2025), aktivitas di Pasar Induk Beras Cipinang terlihat normal dengan banyaknya truk dan mobil pikap yang keluar masuk untuk mengangkut beras. Di tengah kesibukan tersebut, para kuli angkut sibuk memindahkan karung-karung beras.
Namun, para pedagang setempat enggan memberikan komentar terkait maraknya pemberitaan soal kasus beras oplosan. Salah seorang pedagang menyatakan mereka tidak bersedia diwawancarai, sementara Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid, memilih untuk tidak memberikan tanggapan lebih dulu.
Di tengah aktivitas pasar, tim dari Satgas Pangan Polda Metro Jaya terlihat melakukan pengawasan langsung. Mereka memeriksa mutu beras di sejumlah gudang milik distributor dan produsen serta mengambil sampel untuk diuji lebih lanjut. Menurut AKBP Muhammad Ardila Amry, Kasubdit 1 Industri dan Perdagangan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, pihaknya tidak akan ragu mengambil tindakan hukum jika ditemukan unsur pidana dalam kasus ini.
Salah satu pedagang beras di pasar tersebut, Hidayat, mengaku pihaknya terbuka terhadap proses pemeriksaan. Ia menyebut bahwa sebelumnya dirinya juga telah melalui pemeriksaan dari Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri tanpa menghadapi masalah berarti. Ia pun menyatakan siap memberikan sampel beras yang ia jual untuk diteliti lebih lanjut.
Presiden Prabowo Tunjukkan Sikap Tegas
Presiden Prabowo Subianto dengan tegas mengutuk praktik pengoplosan beras yang dinilai merugikan negara hingga Rp 100 triliun per tahun. Ia menyebutkan bahwa setidaknya 212 perusahaan penggilingan padi terlibat dalam pelanggaran distribusi dan pengoplosan beras.
Dalam pernyataannya yang disampaikan saat menghadiri acara harlah PKB, Prabowo mengungkapkan bahwa sebagian besar perusahaan tersebut telah mengakui praktiknya setelah dilakukan pengujian di laboratorium. Ia juga menyoroti berbagai upaya pemerintah untuk mendukung produksi beras murah, mulai dari subsidi benih dan pupuk hingga pembangunan waduk dan irigasi. Meski demikian, masih ada pelaku usaha yang nakal dengan mengoplos beras biasa agar tampak seperti beras premium.
Prabowo menegaskan bahwa tindakan semacam itu bukan hanya tidak etis, tetapi juga termasuk dalam ranah pidana. Ia mengungkapkan kegeramannya atas kerugian besar yang dialami negara akibat praktik tersebut, bahkan menyebutnya sebagai tindakan serakah yang tidak dapat ditoleransi.
Menurut Prabowo, dalam permainan manipulasi ini, beras biasa hanya diberi kemasan premium lalu dijual dengan harga tinggi. Dampaknya jelas merugikan masyarakat dan negara secara sekaligus. Ia pun menyoroti hilangnya potensi kekayaan hingga Rp 100 triliun setiap tahun akibat praktik ini, yang ia anggap mencoreng keadilan dan moralitas.
Baca Juga : Prabowo Murka soal Beras Oplosan, Zulhas Siapkan Rapat Khusus