
BURCHARRY.COM – Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan tiga langkah strategis untuk menghadapi kebijakan tarif baru yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi PCO, Noudhy Valdryno, mengatakan bahwa Prabowo menunjukkan ketajaman dalam memahami dinamika geopolitik yang ada, menghadapi tantangan global termasuk kebijakan tarif ini.
“Di tengah tantangan global seperti kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat, Presiden Prabowo menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang dinamika geopolitik dan hubungan internasional yang merupakan kekuatan utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia,” ujar Noudhy dalam keterangan persnya, Jumat (4/4/2025).
Lebih lanjut, Noudhy menjelaskan bahwa ketiga langkah ini, yang berintegrasi dengan strategi geopolitik yang matang, diharapkan dapat membantu Indonesia tetap bertumbuh dan berkembang meski dalam situasi disrupsi ekonomi global.
Salah satu langkah paling signifikan yang diambil Prabowo adalah memperluas jaringan mitra dagang Indonesia. Noudhy merujuk pada keputusan pemerintah yang mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS pada awal periode kepemimpinannya.
“Pada minggu pertama setelah dilantik, Presiden Prabowo segera mengusulkan agar Indonesia bergabung dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), yang merupakan kelompok ekonomi yang mewakili 40 persen perdagangan global. Langkah ini akan semakin memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional. Keanggotaan Indonesia di BRICS juga mendukung berbagai perjanjian dagang multilateral,” jelas Noudhy.
Dalam hal ini, Noudhy menyebutkan bahwa Indonesia telah menandatangani beberapa perjanjian, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bersama 10 negara ASEAN, Australia, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru, yang mengcover 27 persen perdagangan global. Selain itu, Indonesia juga sedang dalam proses bergabung dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), yang mencakup 64 persen perdagangan global, serta beberapa perjanjian dagang lainnya seperti CP-TPP, IEU-CEPA, dan I-EAEU CEPA.
Di luar berbagai perjanjian dagang multilateral, Indonesia juga telah menjalin perjanjian dagang bilateral dengan Korea Selatan, Jepang, Australia, Pakistan, Uni Emirat Arab, Iran, Chile, dan negara-negara lainnya, yang semakin memperkuat daya saing Indonesia di pasar internasional.
Noudhy kemudian melanjutkan bahwa Prabowo juga memprioritaskan kebijakan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA). Dia menyoroti keberhasilan hilirisasi di sektor nikel, di mana nilai ekspor nikel dan turunannya meningkat tajam menjadi USD 34,3 miliar pada tahun 2022, dibandingkan dengan hanya USD 3,7 miliar pada tahun 2014.
Selain itu, Noudhy juga mengungkap langkah Prabowo meluncurkan BPI Danantara yang ditujukan untuk mempercepat hilirisasi SDA strategis di Indonesia. BPI Danantara akan mendanai dan mengelola proyek hilirisasi di sektor-sektor utama seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan.
“Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada investasi asing serta menciptakan lapangan kerja baru, mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan,” tutup Noudhy.
Selanjutnya, Noudhy menyatakan bahwa Prabowo akan memperkuat ketahanan konsumen domestik.
“Strategi ketiga adalah meningkatkan daya beli masyarakat melalui program-program yang langsung menyentuh kesejahteraan rakyat. Salah satu program unggulan Presiden Prabowo adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025,” pungkasnya.
Noudhy juga mengungkapkan bahwa Prabowo berencana mendirikan 80. 000 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi desa, menciptakan jutaan lapangan kerja baru, dan meningkatkan perputaran uang di daerah. Menurutnya, program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkokoh perekonomian dalam negeri.
“Dengan memperkuat hubungan perdagangan internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi domestik, Presiden Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia dapat terus berkembang meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” ujar Noudhy.
Dengan langkah-langkah strategis ini, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia diharapkan dapat tetap berada di jalur yang benar untuk mempertahankan posisinya sebagai kekuatan ekonomi yang stabil dan optimistis, baik di kawasan Asia Tenggara maupun di tingkat global.
Baca Juga : Instruksi Prabowo kepada Kabinet dalam Menghadapi Kebijakan Tarif 32% dari Trump