
BURCHARRY.COM – Sejumlah pemimpin bisnis ternama dari Korea Selatan, yang tergabung dalam Federasi Industri Korea (Federation of Korean Industries/FKI), baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka. Dalam kesempatan ini, mereka memberikan apresiasi terhadap keterbukaan pemerintah Indonesia untuk mendukung kolaborasi ekonomi.
“Pertemuan dengan Presiden berlangsung dengan sangat terbuka, dan beliau mendengarkan setiap masukan dari para pengusaha yang mengapresiasi sikap terbuka pemerintah,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto setelah pertemuan pada Senin, 28 April 2025.
Sebanyak 19 perwakilan perusahaan ikut serta dalam pertemuan tersebut, menyampaikan laporan mengenai perkembangan investasi mereka di Indonesia. Salah satu perhatian utama datang dari Lotte Chemical, yang dijadwalkan meresmikan pabrik petrokimianya pada bulan September atau Oktober tahun ini.
“Presiden pada prinsipnya setuju dengan partisipasi Indonesia dalam proyek tersebut dan memberikan tugas kepada Danantara untuk melakukan kajian serta tindak lanjut investasi,” sambung Airlangga.
Selain Lotte, beberapa grup usaha besar lainnya juga mempresentasikan pencapaian serta rencana mereka. KB Financial Group, pengelola Bank Bukopin, melaporkan kinerja positif dengan mencetak keuntungan selama empat tahun berturut-turut di Indonesia. Hyundai Motor Group juga melaporkan bahwa operasional mereka berjalan dengan baik.
Di sisi lain, POSCO Holdings menyampaikan rencana ekspansi kerja sama dengan Krakatau Steel dalam proyek Pohang Steel. “Mereka akan memasuki fase kedua dengan peta jalan kapasitas produksi hingga 10 juta ton. Fase pertama telah selesai, dan fase kedua akan semakin mengintegrasikan operasi mereka,” jelas Airlangga.
Perusahaan lain, seperti EcoPro, menunjukkan komitmen investasi yang solid, dengan hampir USD 500 juta yang telah diinvestasikan di Morowali untuk pembangunan fasilitas produksi katoda prekursor dan smelter nikel. KCC Glass Corporation, yang telah beroperasi di kawasan industri Batang, juga mengungkapkan rencana ekspansi bisnisnya.
Airlangga menegaskan bahwa total nilai investasi dari 19 grup usaha tersebut mencapai hampir USD 15,4 miliar, ditambah dengan rencana investasi tambahan sebesar USD 1,7 miliar. “Total investasi dari 19 grup tersebut hampir mencapai USD 15,4 miliar. Akan ada tambahan rencana investasi sebesar USD 1,7 miliar. Total nilai investasi yang dilaporkan dan dilaksanakan dalam bentuk rupiah mencapai Rp 269 triliun, dan akan ditambahkan sebesar Rp 30 triliun,” jelasnya.
Federasi Industri Korea (FKI) merupakan salah satu organisasi bisnis terpenting di Korea Selatan, sebanding dengan lembaga bergengsi lainnya, seperti Kamar Dagang dan Industri Korea (KCCI), Asosiasi Perdagangan Internasional Korea (KITA), serta Federasi Usaha Kecil Korea.
Saat ini, FKI memiliki 420 perusahaan anggota, termasuk nama-nama besar seperti GS Corporation, Samsung Electronics, Kumho Industrial, Korean Airlines, Hanwha Corporation, Hyundai Motor, Daelim Industrial, LG, POSCO, dan Doosan Construction. FKI juga mengayomi 21 perusahaan investasi asing serta 65 organisasi bisnis lainnya, mencakup berbagai sektor seperti manufaktur, grosir dan retail, jasa bisnis, transportasi, elektronik, dan gas.
Pertemuan ini semakin menegaskan kedekatan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan, serta menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperluas kolaborasi di berbagai sektor strategis.
Baca Juga : Prabowo Memberikan Arahan kepada Pengurus Danantara dalam Pertemuan Town Hall