
BURCHARRY.COM – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa tarif impor baru yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap Indonesia dan negara lainnya akan memberikan dampak yang signifikan. Meski demikian, Prabowo berkomitmen untuk bersama-sama mencari solusi, termasuk menjajaki pasar baru di seluruh dunia.
“Isu yang muncul akibat kebijakan Trump ini memang patut kita perhatikan, dan kita mungkin akan menghadapi dampak yang berat, terutama bagi sektor industri tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur. Ini sangat krusial karena sektor-sektor ini adalah padat karya,” tuturnya dalam diskusi dengan para pemimpin redaksi media nasional yang disiarkan di YouTube.
Ia menegaskan pentingnya mencari alternatif. “Kita perlu berani menjelajahi pasar baru. Selama ini, kita terlampau bergantung pada ekonomi Amerika. Kita ditunjukkan sistem ekonomi mereka, seperti pasar bebas dan globalisasi, dan kita menjadi murid yang setia. Sejak dekade enam puluhan sampai delapan puluhan, kita mengikuti Amerika dengan loyal,” ujar Prabowo.
“Namun kini saatnya kita bangkit dan menjadi lebih mandiri. Ini berlaku tidak hanya untuk kita, tetapi juga untuk Eropa, negara-negara Asia, dan Australia yang kini perlu menyadari bahwa situasi telah berubah,” tambahnya.
Prabowo mengingatkan bahwa ia telah menyampaikan hal ini sejak beberapa tahun lalu sebelum menjabat sebagai presiden, tetapi selalu dianggap sekadar retorika. “Sudah lama saya sampaikan, silakan cek rekam jejak saya, bahwa kita harus berdiri di atas kaki sendiri. Banyak yang meremehkan, namun saya percaya bahwa pada akhirnya tidak akan ada yang bisa membantu kita selain diri kita sendiri. Ini adalah kenyataan. Tidak akan ada yang membantu India atau Vietnam; setiap negara harus dapat mengelola urusannya sendiri,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menjanjikan bahwa jajarannya akan mengambil langkah tegas merespons tarif baru dari Trump. Ia juga berencana mengutus Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk melakukan negosiasi dengan pihak Amerika Serikat.
“Saya juga akan berangkat ke Eropa awal Mei untuk bertemu dengan Perdana Menteri Anwar. Kita akan melakukan koordinasi; Menko Perekonomian Pak Airlangga sudah berkoordinasi dari Kuala Lumpur, dan menteri-menteri ASEAN juga akan turut terlibat. Saya akan mengirim Pak Airlangga ke Washington, karena kita sudah memiliki kontak dengan sejumlah tokoh di sana untuk berdiskusi dan bernegosiasi,” imbuhnya.
Namun, Prabowo juga mengingatkan bahwa Amerika berhak mengambil langkah tersebut demi melindungi kepentingan nasionalnya. “Bayangkan, negara-negara lain memiliki surplus perdagangan yang sangat besar, seperti 300 miliar dolar atau 200 miliar dolar, sementara kita hanya mencatat surplus yang relatif kecil, sebesar 18 miliar dolar,” tambahnya.
Ia mengajak para pengusaha untuk memikirkan rencana jangka panjang dan tidak bergantung pada pasar yang sudah ada. Prabowo kemudian membahas potensi pasar di Afrika serta peluang dalam penjualan barang di Indonesia sendiri.
Prabowo menyampaikan, “Pengusaha-pengusaha kita perlu memiliki rencana jangka panjang dan tidak hanya bergantung pada pasar yang mudah. Kita harus berani menjelajahi peluang baru, seperti ke Afrika yang kini menjadi pasar baru yang menjanjikan di dunia. Dengan populasi yang besar dan banyak sumber daya, kebutuhan di sana sangat beragam. Namun, kita terjebak pada sektor tertentu seperti garmen dan sepatu. Masalahnya, kita harus memiliki keberanian untuk melangkah lebih jauh. ”
Dia melanjutkan, “Saya berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan. Jika kita dapat mengangkat orang-orang miskin dari keterpurukan, mereka akan memiliki sumber daya dan uang, yang pada gilirannya akan menghidupkan pasar domestik kita. Dalam waktu dekat, kita akan mencapai 300 juta penduduk. Kita sebanding dengan Amerika. Kita bisa memasarkan sepatu dan pakaian di antara kita sendiri. Dengan sekitar 60 hingga 70 juta anak sekolah yang membutuhkan sepatu, pakaian olahraga, dan pakaian pramuka, kita harus bergerak. Saya perlu berkumpul dengan tokoh-tokoh industri untuk berdiskusi, mencari solusi, dan berupaya mengurangi kesulitan yang mungkin muncul, yang akan mempengaruhi seluruh dunia. ”
Prabowo juga menjelaskan bahwa saat ini dunia sedang mengalami perubahan besar. “Kondisi sekarang adalah adanya pergeseran, orang-orang sedang mencari teman dan rekan. Kita pun merasa bingung. Namun, kita memahami bahwa mereka memiliki kepedulian terhadap ekonomi mereka yang tidak produktif,” tambahnya.
Baca Juga : Prabowo Mengadakan Diskusi Bersama 6 Pemimpin Redaksi Membahas Berbagai Isu di Hambalang